Sabtu, 26 November 2011
Engkau jiwa yang terpilih
menemukan arah menuju kehebatan hidupmu, ...
Bersabarlah dalam kebingunganmu
karena ia adalah badai yang mengawali
musim semi yang menyuburkan tanaman
dan meranumkan buah-buahan.
Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan,
karena sesungguhnya engkau
sedang nanar memandang cara-Nya
untuk memuliakan dirimu.
Semua yang harus mengendap dengan damai
harus melalui pusaran ayakan,
agar hanya yang terbaik tersisa sebagai sifatmu.
Damailah.
Engkau jiwa yang terpilih. Engkau akan sampai.
Jumat, 08 April 2011
AIR MATA
Begitu dingin sore ini, seharusnya aku dapat menuai senyuman dan tawa maupun canda di tempat ini. Tawa riang, mungilnya suara – suara yang menggemaskan. Hmmm, ternyata tetap saja tak mampu mengusir segala keresahanku. Senyuman mereka mungkin setidaknya dapat menghilangkan kepenatanku. Pertanyaan yang kritis tapi tetap polos, :) …......
Ku lihat langit mendung membingkis keindahan senja yang biasanya ada. Suasana begitu dingin dan sepi. Sementara sorak ramai mengusik sekitarku. Bak lagu Dewa “kosong....” Seketika aku tak dapat bernafas kala mengingat dan merasakan perasaan itu hadir lagi. Seperti badai angin yang begitu besar telah menghempas keras dalam dadaku. Sesak. Haruskah aku menangis lagi? Sementara bilik – bilik kerinduan tak akan cukup tertawarkan oleh itu. Ya Tuhan.. tolong aku.
Terkadang begitu ingin aku berlari, pergi sejauh mungkin dari keberadaanku saat ini, meninggalkan apapun yang ada di sini. Dan tak mau aku sisakan apa yang sudah aku lewatkan. Akan tetapi tak bisa, aku tak bisa. Semua terekam jelas pada bayangan dan ingatanku. Kenangan. Yah, itulah kenangan. Namun bukankah sikap meninggalkan sesuatu hal yang harus kita selesaikan, kita tuntaskan dan berpura tak peduli atau acuh itu hanya akan dilakukan oleh seorang pengecut / pecundang? . Ku rasa aku tidak mau memantaskan diriku dengan sebutan itu. Tidak, insya Allah tidak.
Kehidupan mempunyai jalur sendiri...
dimana ada hitam dan putih, dimana ada beragam warna yang mengentaskan segala asa dan rasa. Bagaimanapun bentuk dan rupa, kehidupan bersama ujian ada tugas dari-Nya. Tidaklah manusia diciptakan untuk juga menjalankan amanahnya? Semua adalah pemimpin mulai dari dan untuk dirinya maupun bersama. Dan dalam berbagai kehidupan ini ada bermacam pilihan, dimana keputusan dalam pilihan itu membawa resiko dan tanggung jawab. Yah, dan di situlah tanggung jawab penuhku sebagai manusia yang diciptakan-Nya, ku harus lebih paham. Aku tahu, aku tak punya kekuasaan apapun dalam kehendakku, karena aku bukan siapa -siapa di sini, bukan dunia yang kejam jika saja selalu kepahitan yang aku telan, Tuhan tidak akan mungkin mendzalimi hamba – hamba-Nya. Berfikir saja jika ada ujian dan cobaan karena Tuhan maukan kita lebih menjadi pribadi yang handal dan kuat , lebih kuat lagi dalam kehidupan. Insya Allah.
Namun memang, semua itu beratlah adanya untuk dijalankan. Keikhlasan, tak dapat kita lakukan dengan sekejap dan instan. Terkadang kesakitan dan luka – luka ini akan terbiarkan dengan berjalannya waktu hingga itu menjadi keikhlasan yang terurai dan menghambar bersama masa – masa yang berlalu dari hadapan kita.
Kadang aku berfikir saat aku benar - benar lelah dan tertekan ku coba berfokus pada keinginanku betapa inginya aku dapat lebih tulus untuk menjalankan semua ini, jika saja tiada tempat untukku melabuhkan kasih sayang dan cinta, bukankah ada Tuhan? Ada Allah SWT yang selalu ada untukku, walaupun tak mampu aku mengingkari aku butuh seseorang yang dapat berbagi suka duka denganku dengan ikatan yang halal.hmm ya ya ya,
Kondisi yang menekan sering menjadikan aku bersuara dalam hati “ biarkan saja yang menyakiti bersama hati dan hak mereka, dan inilah ujian kesabaran yang sebenarnya, bukankah ikhlas itu tak akan pernah kita ketahui dimana ujungnya karena itu rahasia Allah dan hamba-Nya yang telah diridhoi-Nya. Sekalipun memberikan yang terbaik, kadang tak kebaikan pula yang ku dapat, dan meskipun aku berusaha untuk menjaga dan mengamalkan kejujuranku dengan pengertian demi pengertian tapi ternyata masih ada dusta yang dapat melukaiku tanpa rasa peduli. Atau bahkan dapat menghancurkan utuhnya percayaku. Tak kan berhenti saja di situ, masih ada lagi, tetapi karena kasih sayang-Nya, cinta-Nya mengajarkan aku untuk memaafkan. Mungkin itulah kenapa aku merasakan betapa pedulinya aku pada jiwa – jiwa yang selalu saja menyakitiku. Mereka tak akan pernah tau, mungkin untuk sekarang, namun ku yakin sebuah kesabaran dengan sabar yang baik, itu pasti akan terasa. Bukankah aku pernah mengucap “ apapun yang dari hati, akan tersampai pula pada hati”. Rasanya memang kadang menyedihkan, karena aku seperti menghibur diriku sendiri, meleram keresahanku dan gelisahku. Padahal itu tak mudah. Bagaimana aku dapat berkata itu gampang? Jika saja aku selalu belajar dari apa yang telah aku dapatkan hari ini. Sementara semua juga butuh waktu untuk mencernanya, masya Allah walhamdulillah ala kuli hal.
Aku dapat menangis, karena aku manusia, tentu saja tambahannya karena aku ini wanita.
Akan tetapi air mata bukan segalanya di atas pusara yang pedih ini.
Duka tak dapat menutup nestapa dan hampa.
Semua menjadikan aku belajar lebih bijaksana dalam segi sudut pandang pun juga pemahaman. Alhamdulillah.
Tuhan Maha Adil, Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi. Dan Dia selalu mempunyai cara untuk menyampaikan kecintaan-Nya kepada hamba-Nya.
Ujian yang besar, mungkin dapat mengahncurkan segala impian, tapi bukankah bisa saja apa yang tidak kita sukai itu adalah pesan kasih sayang-Nya, dan apa yang kita sukai dan kita bisa sakit di dalamnya itu pun karena Tuhan juga tak ingin kita menemukan kesalahan yang sama. Selalu ada cinta dari-Nya dalam bentuk apapun yang Ia suguhkan pada kita. Allahu Akbar..., betapa dahsyatnya rasa ini.
Dari sisa kehancuran itu, ku berfikir bahwa Tuhan akan menciptakan seseorang yang “besar” yang tegar, dan yang kuat, dan itulah pilihan-Nya, wallahu Alam. Memang pedih di saat kita butuh seseorang yang mampu menopang kita dalam kerapuhan namun itu tidak ada, atau bahkan mereka tak peduli pada kita, tapi mungkin juga dari situ aku juga merasa, bahwa aku ini milik Dia seutuhnya. Tuhan pun selalu merindukan kita yang merintih meminta dan berdoa hanya pada-Nya. Terkadang tak jarang prasangka curiga mampir dalam hati, tapi setelahnya, ku coba berbalik lagi berkata pada hatiku sendiri, perlahan ku kikis serabut hitam dalam hulu putihku, dan belajar bertahan untuk lebih percaya,
“ sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan, sesudah kesulitan adan kemudahan” Subhannallah.., Walhamdulillah.
Tiada yang berkurang sampai hari ini, bagi jiwa – jiwa yang pernah mengahncurkanku, yang sempat menghempaskan aku dalam jurang yang paling.....dalam, sekalipun hantaman keras itu membuat hatiku membiru karena kepalsuan, dan membuat aku terbaring lemah dalam panjangnya kebisuan, Sungguh Maha Besar Allah yang telah memberikan kasih sayang dan pengertian yang tulus padaku. Hingga aku dapat mengatakan “ dan karena cinta itu memaafkan..., menerima, mengsisi, dan juga mengerti”
Sekarang mungkin lebih tepatnya adalah untuk bersyukur, bahwa aku.. ataupun kita dapat mencintai, dan tak dapat membenci seseorang yang kita sayangi walau itu sungguh terasa sakit.
Sakit dalam mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah bukti kesungguhan dari hati dan nurani yang mau mengerti dan memahami. Mungkin terasa pedih bak luka yang tersiram oleh air garam yang asin, ….......sakit. Perih sekali. Akan tetapi itulah kejujuranku, itulah hatiku, itulah nuraniku, jangan pernah salahkan perasaan yang putih ini. Inilah kesiapan, dan kebersediaan untuk rasa itu, mencintai. Mencintai membuat kita belajar dewasa dan mengerti. Hanya akan ada jiwa dan yang tulus yang dapat mengerti..., ketika pengertian itu tak berpihak padanya, ketika harus sabar dalam keinginannya, saat terpaksa untuk menunggu ketika semua tak dapat dilakukan dengan cepat dan segera, dan kala dapat melihat kesalahan dan suatu permasalahan dari berbagai sisi dengan beberapa penilaian yang telah ia ambil bersama pertimbangan – pertimbangan yang matang, insya Allah.
Aku selalu berharap pada-Nya, semoga tulus ini tidak akan pernah usang karena bala dan derita yang ada, biarkan selalu mekar dalam kegersangan. Dalam air mata ku bahagia, aku sangat bahagia, karena aku dapat mencintainya, mereka, dan aku dapat mengasihi semua jiwa yang pernah melukai dan mencaci, begitu dan betapa mereka itu adalah berharga. Lebih dari harta dan intan permata.
Ku tutup lembaran ini, dengan lirihnya doa ku dalam hati, ku seka perlahan air mata yang sedari tadi kupertahankan untuk tetap dalam kelopaknya.
Ya Allah..., Tuhanku, Sungguh tiada daya dan upaya melainkan dari Rahmat-Mu, dan Pertolongan-Mu.
Sayangi mereka ya Tuhan..., ketika kasih sayangku tak dapat tersampaikan dalam kejauhan mereka sat ini berada,
Jaga mereka untukku, ketika penjagaanku tak mampu melewati batas jarak ruang dan waktu..
dan Cintai mereka, ketika aku nanti tak mampu untuk mencintai lagi di dunia ini.....
Amien.....,
Kamis, 24 Maret 2011
Untuk para Gadis
Aku adalah seseorang yang berusia hampir lima puluh tahun, hilang sudah masa remaja,impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negri dan berjumpa dengan banyak orang, aku juga telah banyak mengenyam pahit getirnya dunia..oleh karna itu dengarlah nasehat2 ku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain..
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan-perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul dan mulut letih, tapi kami tidak mengahsilkan apa-apa, kemungkaran tak dapat di berantas bahkan semakin bertambah..
Kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis bahkan paha dan leher serta perut, punggung dan dadanya, kami belum menemukan cara untuk memperbaikinya, kami belum tau jalannya, karna sesungguhnya jalan kebaikan itu ada didepanmu..
Putriku..
Kuncinya berada di tangan mu. Benar bahwa lelaki lah yang memulai langkah pertama dalam lorong-lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andai kata bukan karna lemah gemulaimu, maka para lelaki itu tidak akan bertambah parah..
Engkau lah yang telah membuka pintu, dan kau katakan kepada si pencuri itu: “silahkan masuk”, setelah ia mencuri sesuatu engkaupun berteriak: “maling..maling..tolong, saya kemalingan..”. demi Allah! Dalam khayalan seorang pemuda, ia tak melihat seorang gadis melainkan ia telah menelanjangi tubuh nya..
Demi Allah..!!
Begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki bahwa ia tidak akan melihat seorang gadis itu kecuali akhlak dan budi bahasanya, ia akan berbicara padamu sebagai seorang sahabat, Demi Allah.. ia telah berdusta..
Wahai Putriku..
Coba engkau pikirkan, kalian berdua berada sesaat dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau akan selamanya merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu, sementara pemuda itu, ia akan mencari mangsa lain untuk di terkam kehormatannya…
Kini engkau sendiri, engkaulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu, jiwa mu menangis, keningmu tercoreng, seumur hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan aib, masyarakat tidak akan mengampuni mu selamanya..
Wahai putriku..
Jika engkau bertemu dengan pemuda, palingkan mukamu dan hindari dia, apabila pemuda itu berbuat lancing lewat perkataan atau tangan usil, lepaskan sepatumu dan lemparkan ke kepalanya. Jika semua ini engkau lakukan,maka semua orang di jalan akan membelamu, setelah itu pemuda-pemuda nakal itu takkan berani mengganggu gadis-gadis lagi..
Apabila pemuda itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamarmu..
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Seorang Wanita bagaimanapun status sosial, kekayaan, popularitas dan prestasinya, sesuatu yang sangat di damba-dambakannya adalah menjadi istri yang baik dan ibu rumah tangga yang terhormat…
Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia laki-laki hidung belang, apabila ia menikah, ia tidak akan memilih wanita jalang (nakal) untuk dijadikan istrinya, ia akan memilih wanita yang baik karna ia tidak akan rela jika ibu rumah tangga dan ibu dari anak-anak nya adalah seorang wanita jalang….
Putriku..
Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi akibat kalian kaum wanita, krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan-perbuata wanita asusila, sehingga para pemuda tidak lagi membutuhkan istri, akibatnya banyak wanita berusia cukup untuk menikah tidak mendapatkan suami…
Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha untuk memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu dari kaum pada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu, karna kalian lebih mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karna yang menjadi korban dari semua ini adalah engaku wahai putriku, para wanita yang mulia yang beragama…
Dari buku “Wahai Putriku” karya Dr. Aly Thanthowy